Kepulauan yang kini menjadi daya tarik populer di Provinsi Riau adalah
Kepulauan Arwah di Kabupaten Rokan Hilir. Kepulauan yang terletak di
Selat Malaka itu memiliki sembilan gugusan pulau dan merupakan bagian
dari 92 pulau terdepan Indonesia.
Beberapa pulau di Kepulauan Arwah ialah Jemur, Pertandangan, Batu Mandi,
Batu Adang, Batu Berlayar, Tokong Mas, Tokong Simbang, Labuhan Bilik,
dan Tokong Pucung. Dari semua pulau tersebut, yang patut kita kunjungi
karena keelokan aspek wisatanya adalah Pulau Jemur. Pulau Jemur yang
konon disebut sebagai jamrudnya Selat Malaka memiliki luas 3,5 km
persegi dan menjadi tempat pusat Kepulauan Arwah.
Secara geografis dan administratif, Pulau Jemur termasuk wilayah
Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Meski
bagian dari Kabupaten Rokan Hilir, letak Pulau Jemur ini cukup jauh,
sekitar 72,4 km dari Bagan Siapi-api dan 64,3 km dari Pelabuhan Klang di
Malaysia. Pulau yang sekarang telah didirikan mercu suar dan pos TNI AL
itu kerap menjadi tempat singgah para nelayan di sekitar Kepulauan
Riau.
Tak heran jika aktivitas pulau itu relatif ramai ketimbang pulau lain.
"Walapun jauh dari Bagan Siapi-api, kini mulai jadi tujuan wisata. Daya
tariknya area konservasi penangkaran penyu, situs peninggalan kuno,
serta cerita hikayat legendanya," ucap Solihin, salah seorang warga
Rokan Hilir yang menjelaskan sekilas pesona Pulau Jemur.
Lalu, apa yang menjadi daya tarik di Pulau Jemur? Pulau itu ternyata
memiliki pemandangan yang cukup indah. Dari atas, pulau itu tampak diisi
dengan vegetasi yang rapat berupa hutan pantai. Melihat pesona keelokan
pulau itu, hati terasa sejuk meski berada di tengah lautan.
Ekowisata Cagar Satwa
Pulau Jemur dikelilingi pasir pantai yang cenderung berwarna kuning nan
bersih. Air laut di Pulau Jemur cukup jernih dan merupakan tempat ideal
bagi penyu meletakkan telurnya pada malam hari. Memang Pulau Jemur yang
berada di gugusan Kepulauan Arwah ini telah dijadikan cagar satwa
langka, terutama untuk dijadikan tempat penangkaran penyu.
Pulau Jemur yang dulu pernah dimasukkan peta pariwisata Malaysia itu
memang memiliki habitat berupa penyu hijau (Chelonia mydas) yang khas
dan tidak dijumpai di daerah lain di Indonesia sehingga perlu upaya
perlindungan tersendiri. Menyaksikan saat penyu bertelur adalah salah
satu cara menikmati pulau itu.
Dalam setiap kali bertelur, penyu hijau sanggup mengeluarkan 100 hingga
150 telur yang kemudian ditutup dengan pasir untuk ditetaskan. Karena
dijadikan cagar satwa langka, di pulau itu terdapat pusat penangkaran
penyu. Penyu itu ditangkarkan demi kelestarian populasi di habitatnya
yang kian terancam. "Penangkaran penyu di Pulau Jemur ini dijadikan
tempat ekoturisme oleh pemerintah daerah," ujar Solihin.
Beberapa gugusan terumbu karang di perairan Kepulauan Arwah yang dangkal
juga memiliki potensi untuk dijadikan titik selam dan aktivitas bahari
seperti snorkelling. Formasi terumbu karang di sini masih asli, lestari,
dan belum banyak dinikmati oleh pencinta pemandangan bawah laut.
Selain pesona berupa penyu, di Pulau Jemur juga kita bisa mengunjungi
mercu suar yang berdiri gagah, gua pertahanan Jepang, serta situs tapak
kaki yang dipercaya sebagai tapak kaki orang sakti, perigi tulang, dan
batu Panglima Layar. Meski tergolong cukup strategis letaknya, antara
Riau dan Malaysia, industri wisata di Kepulauan Arwah, terutama di Pulau
Jemur sebagai ikonnya, belum tergarap dengan baik.
Belum ada fasilitas penginapan. Jika berkunjung dan hendak menginap,
tentunya kita harus mendirikan tenda atau menginap di pos TNI AL atau
tempat penangkaran penyu. Meski sekarang belum tergarap, Pemerintah
Daerah Rokan Hilir berencana menjadikan pulau itu sebagai tujuan
ekoturisme dan wisata pendidikan.
Untuk mendukung ambisi tersebut, pada 2012 ini, akan dibangun dermaga
bagi kapal-kapal wisata. Saat ini, untuk mencapai pulau itu, pengunjung
menyewa perahu nelayan atau speedboat dari Bagan Siapi-api. Perjalanan
sejauh 72 km dapat ditempuh lebih kurang dua jam, bergantung pada
kecepatan perahu dan kondisi cuaca. hay/R-3
Penyu Dijadikan Wisata Pendidikan
Salah satu daya tarik Pulau Jemur adalah menyaksikan momentum penyu
bertelur. Oleh karena itu, paket wisata tersebut akan dikembangkan
sebagai atraksi wisata pendidikan lingkungan hidup. Di Pulau Jemur,
sejumlah penyu hampir setiap malam naik ke pantai untuk bertelur. Pantai
berpasir kuning di pulau itu menjadi tempat ideal bagi penyu untuk
meletakkan telurnya sebelum kembali ke laut.
Kerena dikenal sebagai habitat penyu, Pulau Jemur dinamakan Pak-ku oleh
para penduduk di pesisir Rokan Hilir. Arti dari Pak-ku adalah penyu dari
udara. Sejauh ini, aspek kelestarian habitat bertelurnya penyu-penyu
tersebut lumayan cukup terjaga dari tangan jahil karena keberadaan pos
TNI AL.
Namun, Pemerintah Rokan Hilir tetap melakukan kegiatan penangkaran untuk
meningkatkan populasi hewan reptil laut berkerapas keras itu. Telur
penyu yang berhasil menetas akan diletakkan dalam wadah khusus untuk
ditangkarkan. Setelah umurnya menginjak 4-6 bulan, tukik (anak-anak
penyu) hasil penangkaran tersebut dilepaskan ke laut. Memang diperlukan
waktu penangkaran yang sangat lama agar penyu mampu bertahan di lautan
dengan bermacam predator yang mengancam.
Meski dapat bertelur dengan jumlah banyak, populasi penyu tidak
bertambah banyak. Selain karena ancaman predator dan perburuan, penyu
mendapat ancaman dari penyu itu sendiri. Menurut Anda Suriyadi, petugas
penangkaran penyu di Pulau Jemur, ketika berada di penangkaran, tukik
memang sering memakan temannya sendiri yang umurnya lebih kecil sehingga
harus dipisahkan.
Tukik harus diberi makan pagi dan sore dengan ikan laut secara rutin.
Jika lalai, tukik dapat saling bunuh. Oleh karena itu, petugas tidak
boleh malas dalam memberi makan agar penyu di Pulau Jemur semakin
lestari dan menjadi modal daya tarik wisata. hay/R-3
Tidak Lepas dari Sejarah
Pulau-pulau di Kepulanan Arwah secara tradisional telah dikenal para
nelayan. Meski tidak berpenghuni, pulau-pulau itu sering dijadikan
tempat nelayan singggah untuk menghindar dari badai yang tiba-tiba
menyergap. Di pulau itu, aktivitas jualbeli ikan setiap hari terjadi
antara nelayan dan tengkulak.
Mereka adalah nelayan yang berada di pesisir timur Pulau Sumatra.
Nelayan merasa aman berlindung di pulau itu. Selain memiliki semacam
teluk bagi perahu untuk berlindung, adanya pos TNI membuat nelayan
merasa aman di pulau tanpa penduduk tetap itu. Pos TNI dibangun untuk
pertahanan. Apalagi pulau itu pernah masuk situs pariwisata Malaysia
sehingga perlu dilindungi dari ancaman asing.
Dari pantauan sejarah, pulau itu pernah masuk peta Kerajaan Siak Riau di
daratan Sumatra. Oleh karena itu, pulau-pulau di Kepulauan Arwah dan
Jemur juga memiliki legenda unik terkait dengan penyu dan keberadaan
peninggalan fisik di sana. Dalam cerita legenda, disebutkan panglima
dari kerajaan di wilayah Malaka terpesona dengan pulau itu ketika diutus
mencari telur penyu untuk permaisuri.
Dia meninggalkan misi mencari telur penyu dan menetap di pulau terpencil
itu. Panglima yang anonim itu, dalam cerita, harus mempertahankan Pulau
Jemur dari serangan panglima Raja Siak dari daerah Kubu, Bangko, dan
Tanah Putih. Di Pulau Jemur, terdapat jejak kaki yang dipercaya bekas
lompatan Panglima Layar yang memiliki ilmu tinggi.
Panglima itu sempat menguasai Pulau Jemur untuk beberapa lama dan
terkenal susah ditaklukkan. Di Pulau Jemur juga terdapat perigi. Konon,
perigi itu merupakan kuburan bagi jenazah korban Panglima Arwah.
Panglima itu dikenal sering merompak kapal-kapal yang lewat. Korban
perompakan dikubur dalam perigi yang sampai sekarang dengan mudah dapat
dijumpai Pulau Jemur.
Nah, itu lah cerita dari pendapat beberapa orang terdahulu. tapi setiap orang beda pendapat dan ceritanya masing-masing...
Apa pendapat Kalian tentang Pulai Jemur dan Panglima Layar ????
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar